Senin, 26 Maret 2012

IMAM GHAZALI BERGURU KEPADA TUKANG SEPATU

  Imam Ghazali menjadi imam di masjidnya. Dia punya saudara bernama Ahmad yg tidak pernah bermakmum dg dirinya. Melihat sikap adiknya yg tidak pernah bermakmum dg dirinya, ahirnya Imam Ghazali mengadu kepada ibunya,
   "Ummi, aku minta tolong pada ummi agar menyuruh adikku, Ahmad tuk bermakmum dg aku waktu shalat supaya orang-orang tidak menyangka buruk pekerjaanku", keluh Imam Ghazali pada ibunya.
    Atas permintaan anaknya ibu Imam Ghazali menyuruh anaknya Ahmad agar bermakmum dg kakaknya. Imam Ahmad melaksanakan perintah ibunya. Karena dia tahu mematuhi perintah ibu wajib hukumnya selama perintah itu bukan perintah maksiat pada Allah. Saat Imam Ahmad bermakmum dibelakang Imam Ghazali dia melihat perut Imam Ghazali berlumuran darah. Melihat hal itu Imam Ahmad mufarokoh(memisahkan diri dg imam saat imamnya dianggap batal shalatnya).
   Usai shalat Imam Ghazali bertanya pada adiknya sebab dia mufarokoh. Imam Ahmad menjawab pertanyaan sang kakak," Kakak, aku melihat darah berlumuran di perut kakak", jawab Imam Ahmad dg tegas," Itulah sebabnya kenapa aku mufarokoh", lanjut Imam Ahmad memberi alasan. Adik, sebenarnya waktu aku shalat aku sedang memikirkan persoalan darah wanita”,ternyata Imam Ghazali waktu shalat sedang memikirkan masalah haid dan persoalannya. Melihat ketajaman mata hati adiknya Imam Ghazali jadi heran bercampur kagum. " Adik, kamu belajar dari siapa (ketajaman mata hati) ?....", tanya Imam Ghazali penasran. "Aku belajar ilmu dari Syekh U'taqo dia bekerja sebagai penjahit sandal-sandal lusuh dan dijadikan bagus lagi", jawab Imam Ahmad dg jelas. Imam Ghazal langsung melangkah keluar rumah pergi tuk sowan ke rumah Syekh U'taqo.
   Sesampainya di rumah Syekh yg terlihat sederhana itu Imam Ghazali ucapkan salam. Terdengar jawaban salam dr dalam rumah. Imam Ghazali depersilahkan masuk. " Maaf. Wahai Syek, aku ingin belajar ilmu kepadamu", Imam Ghazali ungkapkan maksud silaturahimnya. Mendengar maksud kedatangan pemuda di hadapannya Syekh U'taqo menanggapinya," Wahai pemuda, barangkali kamu tidak akan mampu mematuhi perintahku".
“Insyaallah, aku sanggup mematuhi perintah Syek", jawab Imam Ghazali dg penuh kesungguhan. Mendengar kesungguhan pemuda di depannya Syekh U'atqo bilang," Sapulah pekarangan rumahku ini". Ketika Imam Ghazali inging menyapu pekarangan rumah Syekh dg munggunakan sapu, Syekh menyuruhnya agar Imam Ghazali menyapu menggunakan kedua tangannya. Dengan ikhlas Imam Ghazali patuhi perintah gurunya. Imam Ghazali heran melihat banyak kotoran berserakan penuhi pekarangan Syekh. Padahal seingat dia pada waktu memasuki pekarangan rumah Syekh tak ada kotoran.
  "Bersihkanlah kotoran itu sampai bersih", kata Syekh. Ketika Imam Ghazali ingin melepas bajunya sebagai wadah kotoran, Syekh U'taqo menyuruhnya," Sapulah kotoran itu dg tanganmu serta wadahilah dg pakaianmu. Tapi ketikan Imam Ghazali benar-benar ingin menjalankan perintah Syekh dg senang hati, Syekh malah melarang dia menyapu bahkan Imam Ghazali disuruh pulang. Setelah kejadian itu Imam Ghazali mendapat ilmu ladunni dan menganggap selama ini ilmu-ilmu yg dia ajarkan kpd orang tidak ada harganya dibandingkan ilmu-ilmu yg dituangkan Allah kedalam hatinya tanpa usaha dan payah. Ilmu itu terkenal dg sebutan ilmu tasawwuf. Semoga masih banyak generasi yg tertarik dan punya keinginan kuat tuk tambah dekat kepada Allah dan menjaga hatinya dari getaran-getaran kemilau dunia.

1 komentar: