Minggu, 25 Maret 2012

WAJAH NABI MUHAMMAD DITEMPELENG


Rosulullah mengunjungi putrinya Sayyidah Fatimah. Setelah masuk ke rumah putrinya Fatimah, Rosulullah melihat putrinya dan cucunya Hasan dan Husen sedang berwajah masam. Rosulullah menyakan keadaan mereka. Fatimah mengeluh mengadu kalau dirinya lapar,
“ Wahai ayah, kami sudah tiga hari tidak mencicipi makanan”.
Mendengar keluhan putrinya Rosulullah membuka perutnya. Terlihat di perut Rosulullah  ada batu yang diikat,
“Wahai Fatimah, apabila kalian sudah tiga hari tidak mencicipi makanan, maka ayahmu sudah empat hari tidak makan”.
Rosulullah menghibur putri dan cucunya agar bersabar.
ولنبلونكم بشيء من الخوف والجوع ونقص من الاموال والانفس والثمرت وبشر الصابرين @ الذين اذا اصابتهم مصيبة قالوا انا لله وانا اليه راجعون
Dan Kami pasti akan Menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa,dan buah-buahan. Dan sampaikalah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu, orang-orang yang apabila ditimpa musibah,mereka berkata”INNA LILLA WA INNA ILAIHI RAJI’UN”(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali). (SQ.Al-Baqorah 155-156)
Kemudian Rosulullah keluar dari Rumah Fatimah sambil berkata,” Aduh sedihnya, sekarang Hasan dan Husen sedang menahan lapar”.
Rosulullah terus berjalan menelusuri gang-gang Madinah. Setelah keluar dari gang Madinah Rosulullah melihat a’robi (orang pedalaman/orang badui) sedang menimba air sumur. Rosulullah berhenti di dekat orang itu. Tanpaknya lelaki itu tidak kenal kalau orang yang berdiri di dekatnya adalah Rosulullah.
Wahai a’robi, apakah kamu membutuhkan tenega yang akan kamu sewa tenaganya ?...”, Rosulullah membuka pertanyaan.
“ Iya, Aku butuh tenaga”, jawabnya singkat.
“ Kamu akan menyewa tenaga orang untuk keperluan apa ?...”, Rosulullah bertanya ingin tahu.
“ Menimba air dari sumur ini”, kata a’robi.
Rosulullah menyatakan bersedia menimba air untuk a’robi. A’robi itu menyerahkan timba itu kepada Rosulullah. Setelah Rosulullah menimba satu timba a’robi itu membayar Rosulullah dengan tiga kurma. Rosulullah memakan tiga kurma itu kemudian menimba lagi delapan timba.
Ketika Rosulullah ingin menimba kesembilan kalinya tali timba sumur itu putus. Akhirnya timba itu jatuh ke dalam sumur. Rosulullah tertegun bingung.
A’robi itu datang menghampiri Rosulullah dengan wajah marah dan langsung menempeleng Rosulullah. Setelah menempeleng dia membayar Rosulullah dua puluh empat kurma yang memang menjadi hak Rosulullah sesuai perjanjian.
Rosulullah  mengambil timba dari dalam sumur dengan menggunakan tangannya yang mulya dan melemparkannya ke hadapan a’robi setelah itu Rosulullah beranjak pergi meninggalkan a’robi yang terheran-heran menyaksikan kejadian yang seperti mimpi, timba yang jatuh ke dalam sumur yang  dalam itu dengan mudah diambil oleh lelaki di depannya.
A’robi itu berfikir sejenak kemudian dia berkata,” Sungguh lelaki ini adalah benar-benar seorang nabi".
Lelaki itu merasa sangat menyesal atas perbuatannya kemudian dia mengambil pisau besar dan memotong tangan kanannya yang telah dibuat menempeleng Rosulullah. Ahirnya dia jatuh pingsan tak sadarkan diri. Waktu a’robi itu sudah tidak sadarkan diri, ada kafilah yang lewat di jalan itu. Kafilah itu menimba air dan menyiramkannya kepada lelaki yang tidak sadarkan diri itu sampai dia sadar.

Setelah a’robi itu sadar, kafilah berunta itu bertanya,” Apa yang menimpamu sampai tanganmu terpotong dan pingsan ?..”.
“Aku telah menempeleng wajah orang kemudian aku menduga dia adalah Muhammad. Aku takut diriku tertimpa musibah setelah menempeleng dia. Oleh kerana itulah, aku potong tangan yang telah menempeleng wajah nabi”.
Selesai bercerita a’robi itu mengambil tangannya yang terpotong dengan tangan kirinya dan dibawanya menuju masjid Nabawi. Sesampainya disana dia berteriak menanyakan nabi Muhammad,” Wahai sahabat Muhammad, dimana Muhammad ?...”.
Saat itu sahabat Abu Bakar, Umar dan Usman sedang duduk,“ Kenapa kamu menanyakan keberadaan nabi Muhammad”.
Aku ada kebutuhan kepada dia “, jawab a’robi .
Sahabat Salman Al-Farisi datang menghampiri a’robi itu dan memegang tangannya terus berangkat membawanya ke rumah Sayyidah Fatimah.
Rosulullah sendiri waktu menerima kurma dari a’robi itu langsung mendatangi rumah Sayyidah Fatimah dan mendudukkan  Sayyid Hasan di pahanya sebelah kanan dan Sayyid Husen di paha sebelah kiri. Rosulullah menyuapi kedua cucunya dengan kurma yang baru dia peroleh.
“ Wahai Muhammad !..”, terdengar a’robi memanggil.
Rosulullah berkata kepada Fatimah,” Coba kau lihat, siapa di depan pintu”. Sayyidah Fatimah keluar menuju pintu. Dia mendapatkan a’robi sedang memegang tangan kanannya yang terpotong dengan menggunakan tangan kirinya. Terlihat tangan itu meneteskan darah segar. Melihat hal itu Sayyidah Fatimah kembali masuk menemui Rosulullah dan memberitahukan apa yang telah dia lihat.
Rosulullah berdiri menuju pintu rumah. Waktu a’robi melihat Rosulullah dia berkata,” Wahai Muhammad, maafkanlah aku. Aku berbuat demikian kepadamu, sungguh karena aku tidak kenal kepadamu”.
“ Kenapa kamu memotong tanganmu ?..”, tanya Rosulullah.s
“ Aku tidak ingin membiarkan tangan yang telah menempeleng wajahmu”, kata si a’robi.
“ Masuklah islam! Maka kamu akan selamat”, kata Rosulullah.
“ Wahai Muhammad, apabila kamu memang seorang nabi maka kembalikan lah lagi tanganku!”, jawab a’robi.
Kemudian Rosulullah mengambil potongan tangan yang dipegang a’robi dan diletakkannya ke tempatnya semula, ditempelkan, diusap dengan tanganya yang mulya dan diludahinya potongan tangan itu sambil membaca basmalah.
Subhanallah tangan itu menyatu kembali seperti semula dengan izin Allah.Ahirnya a’robi itu masuk islam.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       

1 komentar: